Senin, 05 Desember 2011
Berakhiran -an
Senin, 21 November 2011
Senin, 14 November 2011
Hangatnya Hati di Dinginnya Malam (Alunan Gemericik Hujan)
Kamis, 06 Oktober 2011
Dua Tanya tentang Cinta
Senin, 11 Juli 2011
Tak Bakal Asa Pudar
sudah senantiasa menanti
telah terus mencari
bilakah tiba di tujuan?
terasa derap begitu pelan
mesti masih tegarkan kalbu
tanpa henti tetaplah melaju
selama jarum waktu berputar
tak bakal asa pudar
2011
Kembali Mengalir
hari-hari berlalu
meski ada hasrat
tapi tak jua tersurat
tangan ini tak kunjung mau
menuliskan apa yang tengah kurasakan
menyuarakan apa yang ingin kuungkapkan
hingga hari ini aku kembali
mengalirkan tinta hitam
di atas kertas putih bersih ini
selamat berjumpa kembali
1997
Kamis, 09 Juni 2011
Sejumlah Pertanda dalam Perjumpaan Terakhir Kita Setahun Silam
Sandal jepitmu bagus, bukan seperti alas kakimu biasanya yang bisa dibeli di mana saja. Pasti seseorang yang istimewa telah menghadiahkannya dengan kasih sayang kepadamu. Itulah pertanda pertama.
Selasa, 24 Mei 2011
Dara Rupawan Usia Belasan Itu
Aku bagaikan mendapat kado kejutan. Dara rupawan usia belasan itu mengirimkan senyuman indahnya untukku. Tak hanya sekali dari kejauhan, ketika ia berdiri di dekatku, ia melirik ke arahku seraya tersenyum lagi! Sayang seribu sayang, kami akhirnya sebentar nian sempat berbincang, padahal ada kesempatan membentang. Sudah jelas aku bersuka cita dan dapat kutatap dirinya bahagia bisa berjumpa denganku.
(2011)
Minggu, 20 Maret 2011
Belum Sempat
: Ags. Arya Dipayana
Belum sempat kuperdengarkan musikalisasi
yang kubuat sekian tahun silam atas puisi-puisi
karyamu, belum sempat kuperlihatkan sejumlah
cerpen yang terinspirasi kisah hidupmu, belum
sempat kuberitahu bahwa sedang kubaca
cerpen-cerpen karyamu jaman dulu, belum sempat
kudengarkan kembali banyak cerita pengalamanmu yang
selalu menarik serta mengandung filosofi, belum
sempat kita berdialog lagi soal kehidupan.
Dan semua sudah terlambat, tak akan mungkin
terjadi, lantaran kau pergi dalam waktu yang
begitu cepat, tanpa banyak pertanda, tanpa kata
pamit, tanpa bakal pernah kembali ke muka bumi.
Mungkin mampu ikhlas melepas kepergianmu,
namun kerinduan akan sosokmu kiranya
tetap mewarnai hari-hari di depan, Om Adji...
(2011)
Mengikuti Jejakmu
: Ags. Arya Dipayana
Adalah doamu mulai terjawab
Jawaban-Nya bukan seperti yang kaumau
Tatkala kautanam ari-ari itu
tak menjadi inginmu
si jabang bayi mengikuti jejakmu
Mengapa begitu ?
Padahal jejak langkahmu megah
kendati bersahaja
tanpa perlu bermewah-mewah
Lagi pula sosokmu adalah anutan
Bijakmu dapat menjadi tempat berpijak
Bestarimu tak pernah segan kaubagi
Keberadaanmu adalah berkah bagi dunia ini
Sejatinya tak menjadi hasrat si pemuda jelmaan sang bayi
untuk menapaki jalan yang pernah kautempuh
Sekiranya sejak awal pun sudah terlampau jauh
Sungguhlah berbeda riwayat hidup yang nyaris tak bertaut
Si pemuda sekadar ingin :
Merasakan cinta kasih sayang
yang kautebarkan pada begitu banyak orang
dan kauterima kembali dari mereka
Menjadi insan bijak bestari
Menjelmakan karya tanpa henti
yang membuat semangat hidupmu terus menyala,
kendati angin kencang menerpa
tak mudah padam begitu saja
Masihkah salah
jika mengikuti jejakmu ?
(2007)
Kamis, 13 Januari 2011
Empat Tahun Sudah
Tiada lagi seseorang yang tak pernah jemu mendoakanku, yang tak pernah bosan membangunkan aku dari tidurku setiap pagi, yang juga tak segan memarahiku jika ada hal tak tepat kulakukan.
Tanpa terasa empat tahun sudah Ibunda pergi jauh tak kembali, kecuali sesekali hadir dalam mimpi.
2011