Kamis, 09 Juni 2011

Sejumlah Pertanda dalam Perjumpaan Terakhir Kita Setahun Silam

: Ags. Arya Dipayana

Sandal jepitmu bagus, bukan seperti alas kakimu biasanya yang bisa dibeli di mana saja. Pasti seseorang yang istimewa telah menghadiahkannya dengan kasih sayang kepadamu. Itulah pertanda pertama.

Sempat diam sejenak, kau tampak berpikir mencari jawaban atas pertanyaanku yang macam-macam. Padahal biasanya senantiasa lancar segala kata yang terucap dari dirimu, termasuk ketika kita bercengkrama bersama para saudara sebelum dan sesudah kita berbincang berdua belaka. Tampak layak menjadi pertanda kedua. Ada kisah hidupmu yang baru kutahu sore itu dan ada nasihatmu –tentang cinta- yang bakal kuingat selalu.
Pagi hari berikutnya kuperoleh hadiah yang tak terduga darimu. Bisa jadi pertanda ketiga. Kuantarkan kau kemudian ke terminal bis untuk melanjutkan perjalanan disertai asa : semoga kita akan berjumpa lagi nanti. Paling tidak terdapat tiga hal yang menandakan ketidaklaziman dari sosokmu. Dan ternyata hari itu menjadi waktu terakhir kita bersua secara ragawi.

Hanya ada sms yang mengabarkan keberadaanmu di Surabaya, yang membuatku berharap kau akan segera mengunjungi Yogyakarta kembali agar rinduku terobati. Maka sungguh menjadi kejutan terbesar tahun ini mendapatkan berita kepergianmu yang sangat mendadak itu, lima hari setelah sms terakhirmu. Sempat tak mengerti mesti bereaksi apa aku mendengar warta itu, mauku sebentuk mimpi semata, tapi telapak tangan dan kakiku mendadak seperti membeku.

Berada tak jauh dari jasadmu yang telah terbujur kaku membuatku tak mampu lagi menyembunyikan perasaan. Sungguh aku bersedih telah kehilangan seorang lelaki yang –katanya- telah menanam ari-ariku dan pernah mohon kepada Tuhan agar aku tak mengikuti jejaknya. Menurutmu, Tuhan justru tak mengabulkan doa itu.

Ya sudahlah, biarkan kini aku beserta semua yang menyayangimu yang gantian mendoakanmu. Pernah kaubilang tempo hari, hidup sesudah mati adalah serupa menempuh perjalanan baru. Maka selamat berjalan sendiri, kembali sendiri...
Semoga selamat sampai di tujuan.

(2011)

Tidak ada komentar: