Minggu, 20 Maret 2011

Belum Sempat

: Ags. Arya Dipayana


Belum sempat kuperdengarkan musikalisasi

yang kubuat sekian tahun silam atas puisi-puisi

karyamu, belum sempat kuperlihatkan sejumlah

cerpen yang terinspirasi kisah hidupmu, belum

sempat kuberitahu bahwa sedang kubaca

cerpen-cerpen karyamu jaman dulu, belum sempat

kudengarkan kembali banyak cerita pengalamanmu yang

selalu menarik serta mengandung filosofi, belum

sempat kita berdialog lagi soal kehidupan.


Dan semua sudah terlambat, tak akan mungkin

terjadi, lantaran kau pergi dalam waktu yang

begitu cepat, tanpa banyak pertanda, tanpa kata

pamit, tanpa bakal pernah kembali ke muka bumi.

Mungkin mampu ikhlas melepas kepergianmu,

namun kerinduan akan sosokmu kiranya

tetap mewarnai hari-hari di depan, Om Adji...


(2011)


Mengikuti Jejakmu

: Ags. Arya Dipayana

Adalah doamu mulai terjawab

Jawaban-Nya bukan seperti yang kaumau

Tatkala kautanam ari-ari itu

tak menjadi inginmu

si jabang bayi mengikuti jejakmu

Mengapa begitu ?


Padahal jejak langkahmu megah

kendati bersahaja

tanpa perlu bermewah-mewah


Lagi pula sosokmu adalah anutan

Bijakmu dapat menjadi tempat berpijak

Bestarimu tak pernah segan kaubagi

Keberadaanmu adalah berkah bagi dunia ini


Sejatinya tak menjadi hasrat si pemuda jelmaan sang bayi

untuk menapaki jalan yang pernah kautempuh

Sekiranya sejak awal pun sudah terlampau jauh

Sungguhlah berbeda riwayat hidup yang nyaris tak bertaut


Si pemuda sekadar ingin :

Merasakan cinta kasih sayang

yang kautebarkan pada begitu banyak orang

dan kauterima kembali dari mereka 


Menjadi insan bijak bestari

Menjelmakan karya tanpa henti

yang membuat semangat hidupmu terus menyala,

kendati angin kencang menerpa

tak mudah padam begitu saja


Masihkah salah

jika mengikuti jejakmu ?


(2007)