Sabtu, 30 Agustus 2008

Gigil Daun Pandan

Tiada pernah kuperhatikan memang
Selama ini sebelumnya
Namun lantas serta merta takjub dan terpana
Kala kulihat dengan seksama polah
Rimbun daun pandan di belakang rumah
Yang seakan menggigil kendati
Bayu berhembus sepoi-sepoi belaka

Bukankah biasa saja bagi mereka
Diterpa angin yang bahkan
Kadang kencang lajunya
Senantiasa

Apakah dingin terasa jua?

Masih kupandang lewat jendela
Lambat laun turut bergetar
Di dalam dada demi menatap
Tarian rimbun daun pandan itu
Bahkan bulu kuduk sempat berdiri
Padahal tiupan pawana
Mengalun pelan saja

Kucoba menangkap makna
Barangkali saja ada isyarat
Namun belum jua jawab kudapat
Apakah yang tersirat sejatinya

2008